perusahaan manufaktur memerlukan manufaktur baru akan membangun sistem informasi komputer,jika saya menjadi orang yang bertanggung jawab atas jalannya sistem maka saya akan mengusulkan mereka mulai dengan membangun sistem informasi manufaktur dimana setiap perusahaan manufaktur Pada dasarnya sangat memerlukan suatu sistem komputerisasi agar mempermudah pekerjaan dan agar hasilnya maksimal dan efisien.berikut contoh yang bisa dipakai dalam membangun sistem informasi manufaktur
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
A. Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Ada tiga cara dalam menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik ini, yaitu Computer-Aided Design (CAD), Computer-Aided Manufacturing (CAM), dan Robotik.
1. Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD), yang saat ini sering disebut Computer-Aided Engineering (CAE) melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD pertama kali digunakan dalam industri dirgantara dan kemudian diadopsi oleh pembuat mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit hingga bagian-bagian terkecil.
2. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Saat ini, pabrik-pabrik besar telah menerapkan teknologi CAM. Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Komputer berperan sebagai pengendali atas beberapa mesin produksi sehingga produksi dapat berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan.
3. RobotikRobotik melibatkan penggunaan robot industrial (industrial robots
– IR), alat yang secara otomatis melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur. Robotik memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi.
A. Komputer sebagai Sistem Informasi
Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan proses manufaktur, antara lain:
1. Sistem Titik Pemesanan Kembali
<IMG SRC="http://html.scribd.com/7blr2icygwkaw6b/images/3-582a5ffe3e/000.png" NAME="graphics2" ALIGN=BOTTOM WIDTH=517 HEIGHT=539 BORDER=0>
Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif, yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan kembali (reorder point – ROP), dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.
Seorang manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP. ROP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
R = LU + S
Dimana :
R = titik pemesanan kembali
L = lead time pemasok
U = tingkat pemakaian (jumlah unit yang terjual per hari)
S = tingkat safety stock (dalam unit)
Gambar Titik Pemesanan Kembali Tanpa dan Dengan Safety Stock
2. Material Requirements Planning (MRP)
Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif. Maksudnya, MRP melihat ke masa depan dan mengidentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal diperlukannya.
Komponen-komponen utama dalam sistem MRP antara lain:
a. Sistem penjadwalan produksi, menggunakan empat file data dalam menyiapkan master production schedule. Data input mencakup file pesanan pelenggan, file ramalan penjualan, file persedian barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sedangkan master production schedule memproyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk mengakomodasi proses produksi.
b. Sistem material requirements planning menentukan berapa banyak material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan. File bill of material digunakan untuk menguraikan bill of material untuk tiap jenis barang yang dijadwalkan untuk diproduksi. Dan file persediaan bahan baku digunakan untuk menentukan material mana yang telah dimiliki.
c. Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan system capacity requirements planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik. Output utama yang dihasilkan adalah jadwal pesanan terencana (planned order schedule), yang mendaftarkan jumlah kebutuhan tiap material berdasarkan periode waktu. Sedangkan output lainnya mencakup perubahan pesanan terencana, laporan perkecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.
d. Sistem pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.
1. Manufacturing Resource Planning (MRP II)
Manufacturing Resource Planning (MRP II) merupakan pengembangan konsep MRP di luar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan. Sistem MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II dapat bertukar data dengan subsistem informasi akuntansi yang terlibat dalam arus material (pemasukan pesanan, penagihan, piutang dagang, pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan buku besar). Adapun beberapa manfaat MRP II, antara lain yaitu penggunaan sumber daya yang lebih efisien, perencanaan prioritas yang lebih baik, pelayanan pelanggan yang meningkat, semangat kerja pegawai meningkat, dan informasi manajemen yang lebih baik.
2. Pendekatan Just-In-Time
Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja tepat pada waktunya (just in time). Just-In-Time mencoba untuk meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi pada jumlah yang lebih sedikit. Dan waktu adalah kunci dari sistem ini. Pasokan bahan baku mulai memasuki jalur perakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah produksi pertama dan menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya memungut barang tersebut dan melakukan langkah kedua. Proses ini terus berlanjut dari satu langkah produksi ke yang lain. Jika seorang pekerja siap untuk barang selanjutnya, ia memberi tanda pada pekerja sebelumnya.
Just-In-Time tidak sesuai untuk situasi yang sangat bervariasi dalam volume produksi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam permintaan pelanggan.
A. Model Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur terdiri dari tiga susbsistem input dan
empat subsistem output.
1. Subsistem Input
a. Sistem Informasi Akuntansi
Tugas pengumpulan data yang menjelaskan operasi produksi paling baik dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi memasukkan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media (bar codes documents, dokumen dengan tanda pensil, dan kartu plastic dengan garis-garis catatan). Gambar di bawah ini menunjukkan dua belas terminal pengumpulan data yang terletak di seluruh pabrik.
Terminal 1, digunakan untuk mencatat data penerimaan bahan baku yang masuk. Bahan baku tersebut kemudian diperiksa kualitasnya, dan hasilnya dicatat pada Terminal 2. Setelah lulus pemeriksaan kualitas, bahan baku dimasukkan ke gudang bahan baku dan datanya dicatat pada Terminal 3. Sedangkan Terminal 4 sampai 10 digunakan untuk permulaan dan penyelesaian tiap tahan dari proses produksi. Ketika barang jadi selesai, barang tersebut dimasukkan ke dalam gudang bahan jadi, dan datanya dicatat pada Terminal 11. Dan jika barang akan dikirim ke pelanggan, barang tersebut akan dimasukkan ke area pengiriman dan datanya dicatat pada Terminal 12.
Penggunaan terminal yang digambarkan dalam gambar di atas disebut pelaporan kerja, karena menyediakan data yang menjelaskan pelaporan mengenai arus material, pemanfaatan mesin, dan penggunaan sumber daya manusia.
b. Susbsistem Industrial Engineering
Merupakan analsis system yang terlatih khusu yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Industrial Engineering mengkhususkan diri dalam ranangan dan operasi system fisik tetapi juga memahami system konseptual. Dan bagian penting dari kerja IE melibatkan pengaturan standar produksi yang dilakukan dengan cara mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa lama waktu yang harus dihabiskan.
c. Subsistem Intelejen Manufaktur
Subsistem intelejen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerjaan, material dan mesin.
Informasi Pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih untuk berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahaan maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja actual dari kedua pihak harus dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan bahwa syarat-syarat dalam kontrak terpenuhi.
Informasi Pemasok
Sebagian besar departemen pembelian memiliki beberapa pembelian yang mengkhususkan diri dalam memperoleh material kelas tertentu. Pemilihan pemasok terbaik merupakan elemen kunci dalam menapai efisiensi dan kualitas produksi.
1. Subsistem Output
a. Subsistem Produksi
Manajemen manufaktur menggunakan subsistem produksi terutama untuk mengelola proses produksi harian. Kegunaan lain adalah untuk membantu dalam pembangunan fasilitas produksi baru. Subsistem produksi juga dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan lokasi.
b. Subsistem Persediaan
Manajemen manufaktur selalu bertanggung jawab atas persediaan bahan baku dan barang dalam proses. Tingkat persediaan bahan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang lain, melainkan untuk pengeluaran biaya pemeliharaan dan biaya pembelian. Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan sebagai persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak, dan asuransi. Sedangkan biaya pembelian diperlukan saat material dipesan (biaya telepon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian, dan sebagainya).
c. Subsistem Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses perawatan.
Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian proses) dalam setiap stasiun kerja.
d. Subsistem Biaya
Subsistem biaya dapat berisi program-program yang menyiapkan laporan periodic maupun khusus. Laporan periodic dapat dicetak dan dibagikan, atau dapat disimpan di dalam bentuk yang telah disusun sebelumnya dalam database untuk diambil nanti.
A. Bagaimana Manajer Menggunakan Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer di area manufaktur, dan manajer di area lain.
Para eksekutif, termasuk wakil presiden direktur manufaktur, menerima informasi dari semua subsistem output. Superintendent pabrik juga menggunakan ikhtisar output yang menjelaskan seluruh operasi.
Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu. Pemasaran tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena factor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan investasipersediaan, dan pada subsistem produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
B. Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Computer Integrated Manufacturing (CIM) adalah filosofi manajemen yang menyatakan bahwa semua teknologi produksi dan informasi harus bekerja sama.
2. Suatu perusahaan Indo Aluminium(IA) yang memproduksi aluminium lembaran dan batangan mempertimbangkan untuk menempatkan terminal pada pelangganya.Terminal-terminal tersebut akan dihubungkan pada komputer pusat di IA.dengan kemampuan mengakses sistem inventaris,data pesanan,& perhitungan penerimaan.Para pelanggan bisa menggunakan terminal untuk mengetahui apakah IA punya persediaan tertentu,melakukan pesanan & mengetahui jumlah hutangnya pada IA.Apakah anda berfikir dengan fasilitas tersebut dapat memberikan keuntungan strategis bagi IA dibanding dengan perusahaan yang lainya?pada tingkat atau level sistem informasi apakah kegiatan tersebut berada??
jawab:
Pengendali informasi termasuk pengukuran pengukuran efesiensi pelaksanaan masing-masing tugas, serta apabila diperlukan dilakukan berbagai tindakan perbaikan guna meningkatkan efesiensinya. Apabila pemhendalian manajemen dipusatkan pada sejumlah kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian sasaran organisasi, maka pengendalian kegiatan hanya ditunjukan pada pelaksanaan satu tugas pada satu kesempatan saja. Pengendalian kegiatan lebih menggunakan rincian tinimbang ringkasan informasi yang diperoleh oleh system informasi. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa contoh kasus tersebut masuk dalam level 4 sistem informasi yaitu Excecutive Information System(EIS).EIS sangat berhubungan erat dengan pengelolaan dan perepresentasian informasi dengan menggunakan komputer. Dengan .demikian, EIS sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi.jadi dengan menggunakan Excecutive Information System(EIS) akan mempermudah proses kinerja pada suatu perusahaan tanpa harus mengontrol langsung kelapangan tapi dengan mudah mendapatkan data produksi,dengan cara mengakses sistem melewati terminal-terminal yang dihubungkan pada komputer pusat di IA.jadi dengan cara kerja berikut perusahaan akan mendapatkan keuntungan strategis yang lebih banyak dibanding dengan perusahaan lainnya.